Menderita
adalah hal yang paling dihindari oleh manusia. Dan kebahagiaan merupakan
dambaan setiap insan. Penderitaan sebagai raut kesedihan mewakili banyaknya
masalah hidup yang terjadi. Sedangkan kebahagiaan adalah wajah kedamaian dan
ketenangan dalam jiwa seseorang. Jadilah kehidupan ini sebagai pergelutan
menghidari penderitaan, dan mencari kebahagiaan.
Kebahagiaan juga merupakan kualiti keadaan fikiran atau
perasaan yang diisi dengan kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau
kegembiraan. Sedangkan penderitaan adalah kelompok negatifnya perasaan dan fikiran
yang mengganggu kedamaian jiwa. Para filsuf dan pemikir agama telah sering
mendefinisikan kebahagiaan dalam kaitan dengan kehidupan yang baik dan tidak
hanya sekadar sebagai suatu emosi.
Fakir dan sahabat-sahabat semua pasti ingin merengkuh
kebahagiaan. Bukankah itu salah satu alasan mengapa kita masih terus hidup
hingga saat ini. namun kenyataannya kebahagiaan itu datang dan pergi begitu
cepat. sifatnya hanya sementara waktu.Pagi kita bahagia, berkemungkinan dikala
petang kita dirundung derita dan kesedihan
Tapi apakah benar bahagia tidak mampu kekal dalam hidup
ini?, tentu itu sangat tergantung dengan cara kita menghadapi hidup ini. hidup
ini pilihan, jika kita memilih jalan kebenaran, bahagialah yang dicapai, namun
jalan salah yang kita pilih maka sengsaralah yang diperolehi.
Menurut penelitian oleh David B Larson dan pasukannya dari the
American National Health Research Center [Pusat Penelitian Kesehatan Nasional
Amerika], perbandingan antara orang Amerika yang taat dan yang tidak taat
beragama telah menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan. Sebagai contoh,
dibandingkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki keyakinan agama, orang
yang taat beragama menderita penyakit jantung 60% lebih sedikit, tingkat bunuh
diri 100% lebih rendah, menderita tekanan darah tinggi dengan tingkat yang jauh
lebih rendah, dan angka perbandingan ini adalah 7:1 di antara para perokok.
Ibadah dan keimanan kepada Allah memiliki lebih banyak
pengaruh baik pada kesihatan manusia daripada keimanan kepada apa pun yang
lain.
Dalam sebuah pengkajian yang diterbitkan dalam International
Journal of Psychiatry in Medicine, sebuah sumber ilmiah penting di dunia
kedoktoran, dilaporkan bahawa orang yang mengaku dirinya tidak berkeyakinan
agama menjadi lebih sering sakit dan mempunyai masa hidup lebih pendek. Menurut
hasil penelitian tersebut, mereka yang tidak beragama berpeluang dua kali lebih
besar menderita penyakit usus-lambung daripada mereka yang beragama, dan
tingkat kematian mereka akibat penyakit pernafasan 66% lebih tinggi daripada
mereka yang beragama.
Ayuh kita renungkan firman Allah ini - Allah berfirman,
“ Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka . Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (al-An’am(6):32).
Mereka lalai akan perintah Allah, diakibatkan oleh
kesenangan dunia. Allah berfirman,” Kehidupan dunia dijadikan indah dalam
pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang
beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di
hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendakiNya
tanpa batas.(al-Baqarah(2):112).
Terdapat banyak masalah yang tiada jalan keluar(mungkin
tiada penyelesaian yang cepat).Kita selalu ingin hidup bahagia di dunia ini
seolah-olah seperti di syurga, mempunyai kehidupan yang mudah, serta tidak
mempunyai masalah. Hidup aman dan dijauhi sebarang perkara buruk.
Tetapi keinginan kita untuk mengecap kebahagian sempurna dan
sejati tidak akan menjadi kenyataan dalam kehidupan ini, kerana itu bukanlah
tujuan hidup ini.
Selagi kita wujud di dunia ini, jangan terkejut dengan
hadirnya kesedihan.
— Ibn Ata Allah al-Iskandari
Allah, Segala Puji-pujian kepada-Nya, Yang menciptakan
makhluk untuk menyembah-Nya, dan itulah tujuan mereka, seperti yang Dia
katakan: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah Aku”
[Quran 51:56].
Sudah jelas bahawa penghambaan dan ibadah yang sempurna yang
diperlukan manusia tidak dapat dicapai di Rumah Kebahagiaan [Syurga], tetapi
hanya dapat dicapai di rumah penderitaan dan ujian.
— Ibn al-Qayyim
Kehidupan dunia diciptakan sebagai tempat ujian. Orang
bijaksana harus membiasakan dirinya dengan penuh kesabaran.
— Ibn al-Jawzi
Kita ingin melepaskan diri di dunia ini daripada semua
kegelisahan dan kekecewaan serta kesulitan yang sedikit. Kita bercita-cita
hidup dalam dunia yang penuh kedamaian dan sempurna. Tetapi kemahuan ini adalah
silap dan tidak mungkin dicapai di dunia ini.Sekalipun kita memperoleh kekayaan
yang hebat,memiliki rumah yang besar, dan mencari pasangan hidup yang jelita.
Percayalah semua itu bukanlah kekal dalam hidup ini. Semua kegembiraan ini
pasti akan hilang dalam masa beberapa hari. Maka dikala itu masalah akan mula
kembali menghantui kita.
Disinilah pentingnya muhasabah diri. Merenung kembali
sedalam-dalamnya setiap apa yang terjadi dalam kehidupan seharian kita
sehari-hari. Pasti kita akan ketemu jawapannya disitu.
Jangan mudah termakan dan mengalah dengan situasi buruk
serta kata-kata yang negatif daripada orang lain. Tidak ada seorang pun yang
mampu meneka dengan pasti apa dalam hati kita. Bahkan kadangkala kita pun tidak
dapat memahami apa yang ada didalam hati kita sendiri. Apa yang dilihat di
luar belum tentu itu mencerminkan apa yang ada di dalam hati. Bukan bererti
perlu hipokrit tetapi kadang – kadang orang lain tidak perlu tahu apa yang
sebenarnya kita rasakan saat itu. Oleh itu pekakkan telinga terhadap kata-kata
negatif terhadap kita. Jadilah diri kita sendiri, kerana yang lebih memahami
diri kita adalah diri sendiri.
Penyucian dan pembersihan jiwa memerlukan rawatan yang sifatnya
rohaniah. Kekuatan dalaman diri manusia menjadi sesuatu yang paling utama untuk
diperkukuhkan supaya kekuatan rohaniah menjadikan asbab semakin dekat dan hampir
kepada ALLAH SWT.
Ia selari dengan maksud hadis Rasulullah SAW mengisahkan
dalam diri manusia ada seketul daging. Baik daging itu baiklah diri manusia dan
begitu juga jika sebaliknya berlaku. Baik dan tidak baik merujuk kepada akhlak
manusia yang merupakan natijah daripada pekerjaan hati.
Hati manusia mudah tercemar dengan runtunan hawa nafsu dan
hasutan syaitan dan iblis. Ia menyebabkan manusia hilang fitrah diri dan
hatinya cenderung kepada perkara-perkara yang mungkar. Tumpuan yang menjadi
pertimbangan dalam hidup ialah kepuasan zahiri bukannya batini. Ia menyebabkan
gelagat manusia tidak lagi makruf dan berada dalam keadaan berdosa.
Sifat-sifat terpuji disandarkan kepada keyakinan yang tinggi
terhadap kehadiran Allah yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Itulah kayu
ukur atau pedoman terbaik menjadikan manusia insaf dan sentiasa bergantung
harap dan redha dengan segala ketentuanNYA.
Pada pemikiran fakir yang dangkal ini, kita harus setiap
hari menyatakan taubat mohon keampunan Allah, bersyukur dengan segala yang
telah dan sedang Allah aturkan untuk kita, walau seperit apa pun yang sedang
kita hadapi. Jangan sesekali mempertikaikan kerjabuat Allah dan perbanyakanlah berselawat keatas Rasulullah SAW untuk lebih
mengenali diri. Inilah formula paling besar untuk mencapai tenangnya hati
dengan penuh kedamaian yang tak terucapkan. Bila kita belajar untuk redha
dengan segala ketentuan Ilahi, insyaAllah Allah juga akan meredhai kita.Hadapi masalah hidup dengan tenang walau masih belum menemukan jalan keluar.
Wallahu’alam.
اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مَوْلاَنَا مٌحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ فِي كٌكِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَمَا وَسِعَهُ عِلْمُ اللهِ