Selasar Si Fakir

kliklah di sini untuk terus menghidupkan blog ini

Catatan Popular

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Cari Blog Ini

Ketahui Pagerank Blog Anda

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

09 Januari 2013

Ikhlaskan diri belajar menyintai Rasulullah SAW




Bagaimana mungkin kita akan menyintainya kalau tidak mengenalnya, bagaimana mungkin akan mengikuti anjuran dan ajarannya kalau tidak menyintainya. Fakir sendiri merasakan bahawa kecintaan kepada Rasulullah SAW masih amat kurang dan terlalu lemah kekuatannya. Namun sebagai manusia biasa, Fakir harus terus berusaha untuk mampu menyintai Rasulullah  SAW dengan sepenuh hati dan sedaya mungkin dan penuh keikhlasan. Segala sesuatunya harus dimulai dari diri sendiri. Benar, Fakir sendiri harus belajar lebih menyintai Rasulullah SAW, berusaha untuk selalu mengikuti ajaran-ajarannya, menjauhi larangannya dan memperbanyakkan selawat kepada Baginda SAW yang tercinta dan cuba belajar mengikuti sunnah Baginda SAW walaupun masih tak mampu sepenuhnya. Kerana hanya itulah yang mampu Fakir lakukan sebagai rasa cintaku kepada Rasulullah SAW.

Semakin sempurna orang yang dicintai, maka di situlah tempat tumbuhnya kecintaan. Sedangkan Rasulullah SAW adalah manusia yang paling luar biasa dan sempurna dalam akhlak, keperibadian, sifat dan dzatnya.

Di antara sifat baginda SAW adalah begitu penuh perhatian dan keprihatinan pada umatnya, begitu lembut dan kasih sayang pada mereka. Sebagaimana Allah mensifati baginda SAW dalam firmanNya,

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

”Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At Taubah: 128)

Allah menjadikan sebab-sebab untuk mendapatkan manisnya iman. Di antara sebab tersebut adalah menyintai Nabi SAW melebihi seluruh makhluk.

Telah diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim dari Anas ra :- Nabi SAW bersabda:

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ


“Tiga perkara yang membuat seseorang akan mendapatkan manisnya iman yaitu : Allah dan RasulNya lebih dicintainya dari selain keduanya, dia menyintai saudaranya, tidaklah dia menyintainya kecuali kerana Allah, dan dia benci kembali pada kekufuran sebagaimana dia benci dilemparkan dalam api.”

Dan yang dimaksudkan dengan (حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ)  -sebagaimana disebutkan para ulama rahimahumullah- adalah merasakan kelazatan melakukan ketaatan, bersabar dan merasa nikmat dalam beragama, dan yang demikian juga berpengaruh pada perihal keduniaan.

Tidak mampu diambil faedah dari kecintaan Nabi SAW kecuali bagi siapa yang menyintai beliau. Orang yang demikianlah yang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Renungkan hadis ini :- Diriwayatkan dari Imam Muslim, Anas bin Malik ra - berkata: “Datang seorang lelaki pada Rasulullah SAW kemudian bertanya: “Bila hari kiamat datang?” Rasulullah SAW bertanya:”Apa yang engkau persiapkan untuk hari kiamat?” Dia menjawab,”Cinta Allah dan RasulNya.” Rasulullah SAW berkata,”Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.”

Anas ra - berkata: Tidaklah kami sangat bergembira setelah nikmat Islam kecuali setelah mendengar sabda baginda SAW, ”Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.”

Anas ra berkata:”Maka sungguh aku menyintai Allah, RasulNya, Abu Bakar, dan Umar –radhiyallahu ‘anhuma-. Dan aku berharap mampu bersama mereka, walaupun amalanku tidaklah seperti mereka.”

Allahu akbar!! Renungkanlah begitu agung dan mulianya balasan bagi orang yang menyintai Nabi yang mulia SAW

Dalam Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menyatakan adalah sebuah kebohongan besar bila seseorang menyintai sesuatu tetapi ia tidak memiliki kecintaan kepada sesuatu yang lain yang berkaitan dengannya. Al-Ghazali menulis; "Bohonglah orang yang mengaku menyintai Allah SWT. tetapi ia tidak menyintai RasulNya; bohonglah orang yang mengaku menyintai RasulNya tetapi ia tidak menyintai kaum fuqara dan masakin; dan bohonglah orang yang mengaku menyintai syurga tetapi ia tidak mahu mentaati Allah SWT."

Selawat Allah ke atasmu Ya Rasulullah selama-lamanya siang dan malam jua, Selawat jua pada ahlimu dan para sahabatmu. Mereka yang istimewa dan amat sempurna.

Wallahu'alam..................





Tiada ulasan:

Catat Ulasan